Analisis proksimat yaitu suatu metode analisis kimia untuk mengetahuia kadar unsur/zat dalam suatu contoh tanpa memperhatikan struktur senyawa yang sebenarnya, contoh: penetapan kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat dalam suatu campuran.
Contoh penerapan analisa proksimat dapat diterapkan untuk menganalisis zat organik. Analisa proksimat zat organik pada umumnya dilakukan untuk bahan pangan atau makanan namun dapat juga dilakukan untuk bahan tambang, seperti batubara. Penerapan analisis proksimat pada batu bara akan dijelaskan sebagai berikut.
(Baca Juga: Penentuan Kadar Air dengan Gravimetri Penguapan)
Analisis Proksimat Batubara
digunakan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas batubara dalam kaitannya
dengan penggunaan batubara tersebut, yaitu untuk mengetahui jumlah kandungan
air (moisture content), zat mudah menguap (Volatile Moisture),
abu (ash), dan karbon terfiksasi atau tertambat (FC) yang
terkandung didalam batubara. Analisis proksimat ini merupakan pengujian yang
paling mendasar dalam penentuan kualitas batubara.
1) Kandungan Air (Moisture
content)
Dalam
batubara, moisture content paling sedikitnya terdiri atas satu senyawa
kimia tunggal. Wujudnya dapat berbentuk air yang dapat mengalir dengan cepat
dari dalam sampel batubara, senyawa teradsorpsi, atau sebagai senyawa yang
terikat secara kimia. Sebagian moisture merupakan komponen zat mineral
yang tidak terikat pada batubara.
Dalam ilmu perbatuan,
dikenal istilah moisture dan air. Moisture didefinisikan sebagai
air yang dapat dihilangkan bila batubara dipanaskan sampai suhu 105°C.
Sementara itu, air dalam batubara ialah air yang terikat secara kimia pada
lempung.
2) Kandungan Abu (Ash
content)
Coal ash didefinisikan
sebagai zat organik yang tertinggal setelah sampel batubara dibakar (incineration)
dalam kondisi standar sampai diperoleh berat yang tetap. Selama pembakaran
batubara, zat mineral mengalami perubahan, karena itu banyak ash umumnya
lebih kecil dibandingkan dengan banyaknya zat mineral yang semula ada didalam
batubara. Hal ini disebabkan antara lain karena menguapnya air konstitusi (hidratasi)
dan lempung, karbon dioksida serta karbonat, teroksidasinya pirit menjadi besi
oksida, dan juga terjadinya fiksasi belerang oksida.
EmoticonEmoticon