Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoiser)
Pernahkah
Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada
suatu waktu kita akan menemukan, bahwa besi itu telah berubah menjadi karat
besi. Jika kita timbang massa besi sebelum berkarat dengan karat besi yang
dihasilkan, ternyata massa karat besi lebih besar . Benarkah demikian?
Anda
yang sering melihat kayu atau kertas terbakar, hasil yang diperoleh adalah
sejumlah sisa pembakaran berupa abu. Jika Anda menimbang abu tersebut, maka
massa abu akan lebih ringan dari massa kayu atau kertas sebelum dibakar.
Benarkah demikian?
Dari kedua fenomena diatas, kita mendapatkan gambaran bahwa
seolah-olah dalam suatu reaksi kimia, ada perbedaan massa zat, sebelum dan
sesudah reaksi. Namun sebenarnya, dalam reaksi kimia apapun tidak ada perubahan massa zat sebelum dan sesudah reaksi. Hal tersebut sudah menjadi hukum yang disebut hukum kekekalan massa.
Hukum
Kekekalan Massa atau Hukum Lavoiser, berbunyi:
“Massa
zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap (sama)”.
Contoh:
2H + 1/2O2 → H2O
(4g) + (32g) = (36g)
Dari reaksi diatas dapat
diartikan bahwa massa produk adalah jumlah massa pereaksi (reaktan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa massa
pereaksi dengan massa produk adalah sama. Tidak adalah perubahan massa dalam
suatu reaksi kimia.
Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Berbagai macam senyawa dibentuk oleh dua unsur atau lebih. Sebagai
contoh adalah air (H2O). Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur
hidrogen dan oksigen. Seperti yang kita ketahui bahwa materi mempunyai massa,
termasuk hidrogen dan oksigen. Lalu, bagaimana kita mengetahui massa unsur
hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam satu molekul air?
Seorang ahli kimia
Perancis, yang bernama Joseph Louis Proust (1754-1826), mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk
membentuk air. Hasil percobaannya diperoleh bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi
dengan 8 gram oksigen akan menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa
massa hidrogen dan massa oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan
yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan
yang dilakukannya, Proust menemukan sebuah hukum yang terkenal dengan sebutan
Hukum Perbandingan Tetap.
Hukum Perbandingan Tetap atau Hukum Proust berbunyi:
"Perbandingan massa
unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap"
Contoh:
N + 3/2H2 → NH3
Senyawa NH3terbentuk dari gabungan massa unsur nitrogen : massa unsur hidrogen. Perbandingan massa
keduanya dapat diketahui dengan menghitung jumlah atom dari setiap unsur dalam senyawa dikalikan dengan massa atom relatifnya.
Diketahui Ar N = 14, Ar H =
1, jumlah atom N pada NH3 = 1, dan jumlah atom H pada NH3
= 3
Maka perbandingan massa N
dan H dalam NH3 adalah
1 Ar N : 3 Ar H
1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
Contoh lain dapat dilihat
pada senyaw SO3, perbandingan massa S dan massa O dalam SO3
adalah:
S + 3/2O2 → SO3
1 Ar S : 3 Ar O
1
(32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3
Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Komposisi kimia dari suatu
senyawa ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam senyawa, seperti air, dua unsur
bergabung masing-masing menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk
suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan
perbandingan berbeda-beda. misalnya, belerang dengan oksigen dapat membentuk
senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur hidrogen dan oksigen
dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2.
Dalton menyelidiki
perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola
keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai Hukum Perbandingan Berganda.
Hukum Perbandingan Berganda atau Hukum Dalton berbunyi:
“Bila
dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa salah satu
unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam
senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”.
Rumus empiris adalah rumus
kimia yang menyatakan perbandingan terkecil jumlah atom-atom pembentuk senyawa.
Misalnya senyawa etena yang memiliki rumus molekul C2H4,
maka rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2. Dalam menentukan rumus
empiris yang dicari terlebih dahulu adalah massa atau persentase massa dalam
senyawa, kemudian dibagi dengan massa atom relatif (Ar) masing-masing unsur. Artinya
untuk menentukan rumus empiris yang perlu dicari adalah perbandingan mol dari
unsur-unsur dalam senyawa tersebut.
EmoticonEmoticon