Konsentrasi merupakan ukuran yang menentukan banyaknya zat yang berada di dalam suatu campuran dan dibagi dengan volume total pada campuran tersebut. Biasanya konsentrasi dinyatakan pada satuan fisik, seperti halnya satuan volume, satuan kimia, ataupun satuan berat seperti mol, ekuivalen dan massa rumus. Pada bahasan ini, konsentrasi berhubungan dengan persen konsentrasi, PPM (Parts per Million) atau PPB (Parts per Billion), fraksi mol, molaritas, molalitas dan normalitas.
1) Persen Konsentrasi
Dalam bidang kimia, persen digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan. Persen konsentrasi secara umum dibagi menjadi persen volume dan persen berat. Untuk mengukur persen berat (%w/w) menggunakan rumus:
2) PPM (Parts per Million) dan PPB (Parts per Billion)
Untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan yang sangat encer adalah melalui PPM dan PPB. Satuan PPM ekuivalen dengan 1 mg zat terlarut dalam 1 liter larutan, sedangkan PPB ekuivalen dengan 1 ug zat terlarut per 1 liter larutan. Rumus PPM dan PPB adalah sebagai berikut:
Jika diamati dengan seksama PPM dan PPB merupakan satuan yang mirip seperti persen berat. Jika persen berat, gram zat terlarut per 100 gram larutan, sedangkan PPM adalah gram zat terlarut per satu juta gram larutan dan PPB adalah zat terlarut per satu miliar gram larutan.
3) Fraksi Mol (X)
Fraksi mol (X) merupakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol dari seluruh komponen. Bila suatu larutan mengandung zat A dan B dengan jumlah mol masing-masing dinyatakan dalam nA dan nB, maka rumus untuk menentukan fraksi mol zat A (XA) dan fraksi mol zat B (XB) adalah:
4) Molaritas
Molaritas (M) atau konsentrasi molar merupakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan atau jumlah milimol dalam satu mililiter larutan. Molaritas suatu larutan dapat dihitung dengan rumus berikut:
5) Molalitas (m)
Molalitas (m) adalah jumlah dari mol zat terlarut tiap seribu gram pelarut. Molalitas suatu zat dapat dihitung dengan rumus berikut:
6) Normalitas (N)
Normalitas (N) merupakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam satu liter larutan. Normalitas suatu larutan ditentukan oleh berat ekivalen (BE). Perhitungan BE dapat dilakukan berdasarkan jenis reaksi yang menyertai larutan tersebut.
Berat ekivalen dalam reaksi netralisasi didasarkan kepada jumlah atom hidrogen yang dilepas atau diterima oleh senyawa. Sehingga berat ekivalen (BE) dalam reaksi netralisasi (asam basa) dapat ditentukan melalui rumus berikut :
Berat ekivalen suatu senyawa dalam reaksi pengendapan dan pengomplekan ditentukan oleh valensi dari senyawa tersebut.
Berat ekivalen (BE) dalam reaksi reduksi oksidasi (redoks) didasarkan pada banyaknya elektron yang dilepaskan atau diikat dalam reaksi tersebut.
Contoh perhitungan Berat Ekivalen (BE):
a) Reaksi asam basa :
BE HCl = Mr HCl
BE H2SO4 = ½ Mr H2SO4
BE NaOH = Mr NaOH
Penentuan nilai ekivalen berdasarkan jumlah atom H atau OH dalam senyawa.
Penentuan nilai ekivalen berdasarkan jumlah atom H atau OH dalam senyawa.
b) Reaksi pengendapan :
BE AgNO3 = Mr AgNO3
BE NaCl = Mr NaCl
Penentuan nilai ekivalen berdasarkan valensi ion dalam senyawa.
Penentuan nilai ekivalen berdasarkan valensi ion dalam senyawa.
c) Reaksi oksidasi (dalam suasana asam) :
BE KMnO4 = 1/5 Mr KMnO4
BE K2Cr2O7 = 1/6 Mr K2Cr2O7
BE K2Cr2O7 = 1/6 Mr K2Cr2O7
Penentuan nilai ekivalen berdasarkan jumlah biloks (bilangan oksidasi) senyawa.
EmoticonEmoticon